Tidak hanya makhluk hidup saja yang mengalami evolusi atau
perubahan. Magma pun mengalami hal yang sama. Sejak awal pembentukkan, magma
terus mengalami perjalanan yang cukup panjang. Perjalanan tersebut menyebabkan
perubahan magma baik dari segi komposisi, bentuk, maupun kedalamannya.
Magma didefinisikan sebagai cairan silikat pijar yang
terbentuk dari lelehan batuan, bersama dengan butiran-butiran mineral dan larutan gas-gas, yang terbentuk akibat
kenaikan suhu dan terjadi peleburan pada selubung atau kerak bumi. Magma
memiliki termperatur lebih dari 1200⁰C.
Kandungan unsur utama dalam magma adalah silikat, umumnya Si, O, Al,
elemen-elemen alkali, earth alkaline,
dan Fe, bersama dengan sedikit elemen-elemen lain termasuk komponen volatil seperti
CO2, H2O, F, Cl,
S, P.
Lalu bagaimana magma tersebut bisa terbentuk?
Proses pembentukkan magma sangat erat kaitannya dengan
proses tektonik lempeng seperti yang telah dijelaskan di tulisan sebelumnya.
Proses tektonik ini menghasilkan “jalan” bagi magma untuk keluar. Namun pada
awal pembentukkannya, magma berasal dari perubahan panas sehingga dapat
meleburkan batuan yang ada di kerak
bumi. Proses peleburan ini bisa terjadi pada dua setting tektonik. Yang pertama, magma terbentuk di daerah pemekaran
samudra atau dikenal sebagai mid oceanic
ridge. Pada zona ini, magma terbentuk dari pernurunan tekanan di dekat
astenosfer sehingga menyebabkan batuan melebur dan membentuk magma (a). Yang
kedua, magma terbentuk di zona penunjaman atau zona subduksi. Pada zona ini,
proses penunjaman kerak samudra ke dalam kerak benua mennyebabkan perubahan gradien
geotermal. Perubahan ini dipengaruhi oleh kandungan air yang ikut terbawa ke
dalam proses ini atau sering disebut dengan istilah dehydrate metamorphism. Proses ini akan menyebabkan peleburan kerak
dan membentuk magma (b).
Proses Pembentukkan Magma |
Magma juga memiliki jenis menurut komposisinya, yaitu magma
basa, magma intermediet, dan magma asam. Magma basa (basaltic magma) merupakan magma dengan kandungan SiO2
sekitar 50% dengan suhu antara 9000
– 12000C. Magma ini memilki viskositan (kekentalan) yang rendah
sehingga memiliki kemampuan untuk mengalir. Magma asam (rhyolitic magma) merupakan magma dengan kandungan SiO2
sekitar 70% dengan suhu antara krang
dari 8000C. Viskositas magma ini lebih rendah dari magma basa
sehingga kemampuan untuk mengalir juga rendah. Sedangkan magma intermediet (intermediate mgama) merupakan magma
dengan komposisi di antara magma asam dan basa. Jenis magma ini bisa berbeda
karena perbedaan lokasi terbentuknya ataupun karena perbedaan jenis batuan
asalnya.
Setelah mengalami perjalanan yang cukup panjang, kemudian
magma bisa membeku dan membentuk suatu batuan. Batuan yang terbentuk dari
proses pembekuan magma inilah yang disebut sebagai batuan beku. Karena proses
pembekuan magma bisa terjadi di dalam maupun di luar permukaan bumi, maka
jenis batuan beku pun dibagi menjadi 2
jenis, yaitu batuan beku luar dan batuan beku dalam. Batuan beku luar atau
sering disebut batuan beku ekstrusif merupakan batuan beku yang terbentuk di
luar permukaan bumi. Umumnya batuan ini terbentuk dari proses vulkanisme gunung
berapi. Saat gunung api meletus, magma keluar ke permukaan bumi yang kita kenal
dengan sebutan lava. Lava ini kemudian membeku secara cepat di permukaan bumi
sehingga menghasilkan tekstur yang halus pada permukaan batuan tersebut.
Tekstur ini dinamakan tekstur afanitik. Contoh batuan jenis ini adalah andesit
dan basalt. Kemudian batuan beku yang terbentuk di dalam permukaan bumi sering
disebut sebagai batuan beku intrusif. Batuan ini terbentuk saat magma mengalami
penerobosan pada lapisan batuan di atasnya atau dikenal dengan proses intrusi. Proses
ini dibarengi dengan pembekuan magma yang lambat di dalam permukaan bumi. Karena
proses yang sangat lambat makan mineral dalam magma memiliki cukup waktu untuk
menghasilkan bentuk Kristal yang sempurna sehingga batuan yang dihasilkan pun
juga tersusun atas mineral-mineral yang kasat mata. Tekstur seperti ini
dinamakan tekstur fanerik. Contoh batuan jenis ini antara lain diorit dan
granit. Jenis batuuan beku dan kandungan mineral penyusunnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel Klasifikasi Batuan Beku |
Macam bentuk dan ukuran magma yang membeku di dalam bumi
sangat bervariasi. Ada yang sejajar dengan lapisan batuan atau disebut sill. Ada yang memotong perlapisan dan
disebut dyke. Ada yang berukuran
cukup besar dan disebut stock. Dan yang
berukuran paling besar disebut sebagai batholith.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Macam Bentuk Batuan Beku Dalam |
Sekian dulu pembelajaran tentang batuan yang hanya sekitar
2% dari jumlah keseluruhan jenis batuan yang ada di bumi ini. Pada lain
kesempatan akan ada tulisan mengenai
jenis batuan jenis lainnya atau mungkin akan ada penjelasan lebih detail
mengenai contoh batuan jenis ini.
Ada pertanyaan? Tulis di kolom komentar. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar