Pada zaman prasejarah, manusia purba sudah dapat mengetahui
bagaimana mereka berburu untuk memenuhi kebutuhan primer hidupnya, yaitu
makanan. Mereka berburu menggunakan alat sederhana seperti tombak dan anak
panah. Mereka membuat alat tersebut dengan menggunakan bahan yang secara
alamiah sudah terbentuk di alam ini. Pertanyaannya, terbentuk dari apakah alat
tersebut?
Lalu, alam sekitar ini memiliki keindahan alam yang
terpancar dari berbagai bentukan alam seperti bukit, lembah, gunung, pantai,
dan lain sebagainya. Di samping itu, alam juga menyimpan misteri mengapa dia
bisa bergejolak menyebabkan berbagai bencana seperti letusan gunung api,
banjir, gempa bumi, dan juga bencana alam lainnya. Pertanyaannya, bagaimana alam
bisa mengisyaratkan keindahan akan bentukkan luarnya namun menyimpan bencana
dari dalam isinya?
Beralih ke zaman yang lebih modern, dimana populasi manusia
semakin meningkat sehingga kebutuhan energi pun juga akan ikut meningkat. Tidak
dapat dipungkiri, manusia sangat bergantung pada energi dari alam. Tanpa energi
dari alam, bisa dibayangkan bagaimana kehidupan berlangsung. Tidak akan ada
teknologi tanpa energi. Tidak ada peradaban tanpa perkembangan teknologi. Yang
tersisa hanyalah suatu peradaban yang jalan di tempat. Pertanyaannya, bagaimana
kita bisa mencari sumber energi baru dan bagaimana kita bisa mengoptimalkan
sumber energi yang sudah ada?
Semua pertanyaan itu bisa terjawab dengan satu ilmu, yaitu Geologi!
Apa sih geologi
itu? Geologi merupakan kelompok ilmu yang mempelajari Bumi secara menyeluruh
baik pembentukan, komposisi, sejarah dan proses-proses alam yang telah dan
sedang berlangsung sehingga menjadikan muka bumi seperti saat ini. Dengan kata
lain, hampir semua yang ada di bumi ini sejak bumi tercipta hingga saat ini
dipelajari pada ilmu geologi. Bahkan sesuai perkembangannya, geologi bisa juga
mempelajari tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa
mendatang. Hal tersebut menjadikan geologi ini menjadi ilmu dasar yang dapat dihubungkan
dengan berbagai aspek keilmuan lain untuk menguak seluruh tabir misteri yang
ada di bumi ini secara lebih relevan. Bagan hubungan antara geologi dengan ilmu dasar
lainnya adalah sebagai berikut :
Geologi dan Ilmu dasar Lainnya |
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa geologi berada di
puncak keilmuan yang dapat dihubungkan dengan ilmu dasar lain, yaitu fisika,
kimia, dan biologi. Ilmu geologi yang dihubungkan dengan aspek kimia membentuk
ilmu turunan yang disebut geokimia. Ilmu geologi yang dibarengi dengan ilmu fisika disebut geofisika. Sedangkan ilmu
geologi yang diiringi dengan ilmu biologi dinamakan paleontologi. Kesemua ilmu
tersebut dapat digabungkan dengan turunan ilmu geologi lain untuk bisa
memecahkan seluruh peristiwa yang bisa terjadi di Bumi ini karena seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa geologi mempelajari Bumi sebagai obyek utamanya.
Oke, mari kita belajar tentang Bumi.
Bumi merupakan planet ketiga dalam tata surya kita yang
dikenal sebagai Galaksi Bima Sakti dengan matahari sebagai poros utamanya.
Bersama Planet Merkurius, Venus, dan Mars, Bumi termasuk Planet Dalam.
Sedangkan Planet Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus tergolong Planet Luar.
Kedua golongan planet tersebut dipisahkan oleh sabuk asteroid yang terletak di
antara Planet Mars dan Planet Jupiter. Bumi ini sampai saat ini masih diyakini
sebagai satu-satunya planet di tata surya ini yang dihuni oleh makhluk hidup. Bumi
ini juga dikelilingi oleh satelit yang dikenal dengan sebutan Bulan.
Karena tulisan ini lebih ditekankan pada sisi geologinya, maka
kita akan lebih mendalami mengenai apa saja yang terdapat di dalam bumi, atau
yang lebih dikenal dengan istilah struktur dalam bumi. Bumi berbentuk relatif
seperti bola meskipun pada kenyataannya tidak berbentuk bulat sempurna. Bumi
tersusun dari berbagai bagian di dalamnya. Secara garis besar susunan tersebut
terdiri dari inti bumi (core), selubung bumi (mantle), dan kerak bumi (crust).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Struktur dalam Bumi |
Yang pertama kita bahas adalah inti bumi, bagian terdalam
dari bumi. Inti bumi tersusun oleh dua unsur utama yaitu Ni dan Fe. Inti bumi
ini terbagi menjadi dua bagian yaitu inti luar dan inti berdasarkan karakteristik
fisiknya. Inti dalam merupakan bagian inti yang padat. Bagian ini memiliki suhu
dan tekanan yang sangat tinggi. Sebaliknya, inti luar berada pada fasa cair
dengan tekanan yang cenderung lebih rendah dari inti dalam. Letak inti bumi
berada pada pusat bumi yaitu pada kedalaman sekitar 7000 km.
Yang kedua adalah selubung bumi. Tidak seperti inti bumi
yang dibedakan berdasarkan komposisinya, selubung bumi dibedakan berdasarkan
perbedaan kekuatan batuan (rock strength).
Selubung bumi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu mesosfir, astenosfir, dan
litosfir. Mesosfir terletak antara 2883 – 350 km yang berbentuk padat dengan
tekanan dan suhu yang tinggi. Astenosfir terletak pada kedalaman 350 – 100 km
dengan suhu dan tekanan yang hampir seimbang dan mendekati titik lebur. Bagian ini bersifat lebih liquid sehingga dapat mengalir dan sangat mudah
terdeformasi. Sedangkan litosfir terletak pada kedalaman kurang daro 100 km
yang cenderung lebih dingin, kuat, dan kaku dibandingkan dengan bagian lainnya.
Yang ketiga adalah
kerak bumi. Kerak ini tersusun atas dua bagian, yaitu kerak samudra dan kerak
benua. Kerak samudra merupakan bagian yang tipis yaitu hanya sekitar 5 km,
namun pada beberapa bagian ada yang mencapai tebal 15 km. komposisi utamanya
adalah Si dan Mg yang cenderung bersifat basaltik. Sedangkan kerak benua
memiliki ketebalan antar 30 – 80 km dengan komposisi utama berupa Si dan Al
yang bersifat granitik.
Semua bagian di dalam bumi tidaklah statis. Mereka bergerak
secara dinamis sehingga memicu terjadinya suatu aktivitas di dalam bumi yang
kemudian dapat kita rasakan di permukaan bumi ini. Begitu pula dengan
pertanyaan di awal tadi yang belum sempat dijelaskan secara lebih detail.
Hal-hal tersebut akan dijelaskan lagi pada tulisan-tulisan selanjutnya. So, stay tuned on me!
Ada pertanyaan? Tulis di kolom komentar. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar